AdSense

krupuk asoy milik marlan di bulan Ramadhan di banjiri pesanan


SRBN.BOGOR - Kerupuk Asoy yang renyah gurih ternyata punya proses pembuatan panjang. Dibuat dengan tenaga manusia, manual memakai alat-alat tradisional, Nama kerupuk Asoy Marlan ini, diambil dari nama pemilik krupuk asoy, kampung moyan RT 03/RW 07, Desa Leuwiliang,Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Kerupuk ini terkenal dipasar tradisional Leuwiliang. 

Kampung Moyan RT 03,RW 07 ini dikenal banyak orang sebagai daerah sentra kerupuk, karena beberapa masyarakatnya memproduksi kerupuk. Seperti Salah satu pabrik milik Marlan (50), dirinya mendirikan usaha sudah 10 tahun. 

Dengan area yang beratap genteng dan dinding dari anyaman bambu tampak di dalamnya terlihat sekitar 6 orang wanita  tengah membuat kerupuk asoy. Dengan sebuah alat manual seperti Seng yang di panaskan oleh kompor panas sambil mengaduk adonan tepung dan bahan bakunya.

Di bawah alat mengepres adonan 6 orang wanita, tengah sibuk menampung adonan yang telah dipres ini ke sebuah tampa usai ditampung di tampah berbentuk bulat, kemudian adonan ditata di papan anyaman, kemudian di jemur dibawah sinar matahari halaman pabriknya.

Selanjutnya kerupuk dijemur kembali untuk proses pengepulan agar kerupuk mengeras dan siap untuk digoreng. Pabrik kerupuk Asoy milik Marlan ini sangat mengandalkan sinar matahari untuk proses penjemuran karena termasuk pabrik tradisional.

Marlan mengatakan, untuk pembuatan kerupuk ini ada sembilan proses pengerjaan semuanya dilakukan secara tradisional prosesnya yaitu Buburan (kanji), Ngegiling, mipit (membentuk kerupuk dengan alat pres), Seupan (kukus), melekat (sebelum di jemur), penjemuran, mengepul (penjemuran kedua) setelah benar-benar kering dan keras kerupuk siap untuk digoreng," Kata Marlan. ( 8/4/2022).

Menurut Marlan, setiap bulan ia bisa memproduksi kerupuk sebanyak 1 kuintal (100 kg)tergantung kondisi cuaca. Karena pabriknya miliknya masih mengandalkan sinar matahari untuk proses pengeringan.

"Karena kita masih menggunakan alat kuno, jadi kita masih mengandalkan sinar matahari, walau ada alat untuk mengeringkan itu kan nambah lagi biaya lagi untuk biaya gasnya," katanya.

Marlan menjual kerupuk hasil olahnnya di pasar Sumedang dan Bandung Raya, Dengan harga jual yang berbeda. Untuk kerupuk yang sudah matang di jual dengan harga Rp 5.5000 per kemasan, dan untuk yang masih mentah 3 kilo setengah. " Tuturnya. (Agil). 

No comments