WALIKOTA BOGOR MINTA MAHASISWA KRITIS DAN KAWAL PROGRAM
Suara Rakyat Bogor News, Kota Bogor - Wali Kota Bogor, Bima
Arya akhirnya menemui puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi BEM Se-Bogor
yang menyuarakan aspirasinya di depan Balai Kota Bogor, jalan Ir. H. Juanda,
Rabu (17/07/2019). Bima langsung menanggapi semua tuntutan mahasiswa dan secara
khusus meminta mahasiswa untuk tetap kritis dalam mengawal program-program yang
dicanangkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor.
“Teman-teman mahasiswa mendorong agar semua program bisa
terealisasi dan saya senang mereka memiliki kepedulian yang sama, mahasiswa
memang harus kritis. Saya mengundang mahasiswa untuk mengecek, melototi
anggaran dan turun langsung mengawasi mulai perencanaan hingga pelaksanaannya,”
kata Bima.
Dia mengatakan sepakat 1000 persen bahwa rencana pembangunan
Masjid Agung harus tuntas karena sudah ditunggu oleh jamaah umat Islam untuk
beribadah.
“Saat ini sedang dilakukan kajian, jika rekomendasi dari
Komite Keselamatan Konstruksi dan Komite Keselamatan Bangunan Gedung
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat itu keluar seharusnya bisa
langsung berjalan. Intinya yang penting pondasinya harus kuat, kita ingin tahun
depan Masjid Agung bisa digunakan” harapnya.
Bima juga menyatakan sangat tidak setuju dengan sistem
zonasi, karena zonasi menimbulkan manipulasi, kecurangan, pragmatisme. Dengan
sistem zonasi anak-anak lebih memilih untuk menyogok agar bisa masuk sekolah
tertentu daripada bekerja keras belajar.
“Seharusnya Menteri Pendidikan memastikan infrastrukturnya
rata dan kita minta zonasi ini berjalan jika infrastrukturnya sudah rata,”
tegas Bima.
Menyinggung kesejahteraan guru honorer kata Bima, saat ini
mereka sudah mendapatkan Rp. 1,2 juta perbulan dan kedepan diupayakan menjadi
guru honorer kategori 2 (K2).
Mengenai tawuran pelajar yang belum lama ini terjadi di Kota
Bogor, ia mengaku merasa miris karena ada sekolah yang setiap tahun menimbulkan
masalah. Pemkot Bogor sudah merekomendasikan sanksi yang keras agar sekolah
tersebut tidak bisa menerima siswa selama satu tahun ajaran melalui Kantor
Cabang Dinas (KCD) Wilayah II, karena SMA/sederajat kewenangan Provinsi Jawa
Barat.
Untuk Penataan Pedagang Kaki Lima (PKL), PKL akan dimuliakan
dan dipindahkan berjangka panjang dengan memprioritaskan PKL yang sudah lama
berjualan.
Soal Program Naturalisasi Ciliwung, Pemkot Bogor akan
berkoordinasi dengan Bupati Cianjur dan Bupati Bogor agar penataannya lebih
sinkron dan selaras dari hulu ke hilir. “Penataan Ciliwung ini bukan hanya
untuk mempercantik saja, tapi untuk meningkatkan kualitas hidup warga,”
katanya.
Untuk mengatasi kemacetan di jalan Otista Bima menjelaskan,
rencananya Pemkot Bogor akan mendapatkan bantuan dari Provinsi Jawa Barat
sekitar Rp. 40 miliar untuk pelebaran jalan. Sedangkan, mengenai Fly Over
Martadinata permintaan bantuannya sudah diajukan ke pemerintah pusat.
“Saya ingin ini cepat selesai karena ini (Fly Over
Martadinata) program pemerintah pusat dan tinggal kita mendorong agar proyek
ini cepat selesai,” ujarnya.(*).
No comments