WALI KOTA BOGOR NGANTOR DI KELURAHAN BANTARJATI, SOROTI ISU LINGKUNGAN
Suara Rakyat Bogor News, Kota Bogor - Wali Kota Bogor Bima
Arya berkantor di Kelurahan Bantarjati, Senin (15/7/2019). Selain melihat
langsung pelayanan kepada warga, Bima Arya juga tampak menyerap berbagai
aspirasi dengan keliling perkampungan, menemui pelaku UMKM, serta menyambangi
sejumlah hasil renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dari bantuan Pemerintah
Kota Bogor.
Kedatangan Bima Arya dan sejumlah Pimpinan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) disambut dengan hangat Lurah Bantarjati Dheri
Wiriadirama di kantornya. Bima sempat berdialog singkat dengan warga yang
sedang mengurus data kependudukan.
Kegiatan dilanjutkan dengan mendengar ekspos dari Lurah
terkait kondisi wilayah dan pembangunan yang sudah dilakukan dan diharapkan
oleh warga Bantarjati ke depannya.
Usai menyampaikan arahan, Bima melanjutkan dengan mengurus
administrasi dan disposisi di ruang kerja Lurah. Kemudian dilanjutkan
mengelilingi perkampungan dengan melihat kondisi di lapangan dari apa yang
disampaikan warga dalam forum sebelumnnya.
Titik pertama, Bima Arya bersama pimpinan OPD dan Satgas
Ciliwung melakukan peninjauan terhadap tanggul penahan air yang rusak di
kawasan RW 8 atau perbatasan Bantarjati dengan Sempur. Bima juga memberikan
atensi khusus kepada Lurah Bantarjati terkait masih banyaknya titik pembuangan
sampah di bantaran sungai Ciliwung.
Perjalanan dilanjutkan dengan melihat hasil bantuan sosial
berupa renovasi RTLH. Peninjauan RTLH tersebut untuk memastikan bantuan yang
diberikan tepat sasaran dan hasil renovasi yang dikerjakan sesuai dengan
standar kesehatan.
Peninjauan lainnya yang dilakukan Bima Arya adalah
menyambangi pelaku Usaha Kecil Menengah (UKM) khas Bantarjati berupa produksi
kue ali dan dodongkal.
Lurah Bantarjati Dheri Wiriadirama mengucapkan terima kasih
kepada Bima Arya yang telah meninjau dan terjun langsung melihat kondisi di
lapangan bersama OPD terkait. “Karena kondisi di lapangan riil, itu nggak
kelihatan mukanya saja. Warga masih punya kebiasaan buang sampah sembarangan
terus banyak tempat pembuangan sampah yang masih belum layak dan lain sebagainya,”
ungkap Dheri.
“Kondisi-kondisi yang riil itu perlu ditindaklanjuti dengan
kebijakan Pemkot Bogor. Kewenangan lurah itu terbatas dan bersifat koordinasi.
Jadi ketika punya masalah dan punya solusi, tetapi tidak berdaya, kan sama
saja. Intinya jadi kita tetep koordinasi untuk dinas-dinas jadi nanti biar
masalah demi masalah bisa terselesaikan,” tambahnya.
Di tingkat kelurahan, lanjut Dheri, sejumlah aksi sudah bisa
direalisasikan, seperti membuat Tempat Pembuangan Sementara (TPS), gerobak
sampah hingga bersih-bersih sungai. “Pokoknya lebih buat warga agar bisa lebih
bersih karena memang di setiap kelurahan TPS-nya kurang, sampahnya numpuk.
Normalisasi Ciliwung juga kita anggarkan untuk sungai Cibagolo yang merupakan
bagian dari CIliwung ini. Ketika Cibagolo rapih tidak ada sampah, otomatis
output ke Ciliwungnya akan lebih bersih,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Ketua Komunitas Peduli Ciliwung (KPC)
yang juga Sekretaris Satgas Naturalisasi Ciliwung Kota Bogor Een Irawan Putra,
menjelaskan kewenangan konstruksi tanggul sungai yang rusak ada di Balai Besar
Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane.
“Kami sudah konfirmasi dengan BBWS, sudah dikirim fotonya
bahwa ini rawan dan tinggal tunggu waktu saja ambruk sebenarnya. Akan segera
dikirim tim untuk survei BBWS,” ungkap Een.
Menurut Een, ada 13 kelurahan di Kota Bogor yang dilintasi
Sungai Ciliwung. “Kami sudah bentuk Tim Patroli, sudah jalan proses edukasi,
sosialisasi mengingatkan warga terus mengajak warga lebih sadar lingkungan.
Tapi Pemkot juga harus fair ketika melarang, harusnya ada fasilitas lain
sebagai solusi. Dan ini yang kita konsolidasikan, jadi waktu itu kita pernah
rapat waktu dengan Pak Wali, Lurah, Camat, Kepala Dinas. Kami coba analis
anggaran-anggaran yang kita punya,” jelasnya.
Sementara itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa
persoalan sampah memang masih terkendala pada lahan TPS. “Kuncinya adalah ada
pada rumah tangga. Sampah harus selesai di rumah tangga untuk mengurangi beban
ke TPS sembari kami carikan solusinya dan sistem yang pas,” ujar Bima.
Bima meminta Lurah untuk terus meningkatkan sistem
koordinasi dan penguatan personel agar lebih kuat merespon publik. “Saya ingin
lurah di seluruh Kota Bogor bisa menjadi profesor yang hafal data, konseptor
yang harus sering dialog dengan warga, aktor yang turun langsung ke lapangan
dan motivator yang semangat mengabdi. Kalau lurahnya semangat warganya juga
semangat,” tandasnya.
No comments