BIMA ARYA MINTA KONSISTENSIBSELURUH JAJARAN UNTUK PROGRAM KETAHANAN KELUARGA
Suara Rakyat Bogor News, Kota Bogor - Wali Kota Bogor Bima
Arya menjadi pembina upacara pada peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas)
ke-XXVI tingkat Kota Bogor di Plaza Balai Kota Bogor, Senin (1/7/2019).
Dalam pidatonya, Bima Arya mengungkapkan bahwa Kota Bogor
satu-satunya pemerintah tingkat kota/kabupaten yang mengusung visi menjadi kota
keluarga.
"Kami menggaris bawahi agenda kita yang pertama adalah
konsistensi kita terus diuji untuk memastikan seluruh rencana kegiatan
pembangunan mengacu kepada ketahanan keluarga. Penguatan fungsi keluarga
sebagai faktor yang utama. Kedua, seluruh kegiatan kita memprioritaskan
pembangunan sumber daya manusia menjadi komitmen yang tidak goyah," ungkap
Bima.
Bima mengajak agar semua pihak bersama-sama untuk bisa
memulai konsep-konsep ketahan keluarga dan fungsi penguatan fungsi keluarga.
Hal itu harus dilakukan secara konsisten.
Dalam kesempatan tersebut juga, Bima Arya menyampaikan
sambutan dari Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Pusat.
Ia menjelaskan mengenai Program Kependudukan Keluarga
Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Indonesia secara kuantitas dan
kualitas cukup menggembirakan.
Rata-rata Wanita Usia Subur Melahirkan (TFR) dari 6,7 anak
pada tahun 1970 menjadi 2,4 anak pada tahun 2018. Ini rata-rata jumlah anak
setiap Wanita Usia Subur 2-3 orang anak.
Secara kualitas penggunaan alat kontrasepsi sudah banyak
yang menyukai metode jangka panjang untuk mengatur jarak kelahirannya.
Disamping itu, kegiatan-kegiatan dalam upaya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan
keluarga terus berkembang di masyarakat. Keberhasilan tersebut tentu berkat
komitmen yang kuat para pemangku kepentingan dengan para mitra kerja BKKBN.
Sebagaimana diketahui setiap tanggal 29 Juni telah
diperingati sebagai Hari Keluarga Nasional sejak tahun 1993. Hal ini kita
laksanakan sesuai dengan amanat dari Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 2014
tentang Hari Keluarga Nasional.
Mengapa Presiden sampai mengeluarkan Keppres? Hal tersebut
tidak lain karena pemerintah menyadari pentingnya lembaga keluarga dalam
membangun suatu bangsa. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama dalam
membentuk kepribadian anak bangsa dan kehidupan bernegara.
"Karena setiap keluarga memiliki fungsi, yang disebut 8
(delapan) fungsi keluarga. Fungsi-fungsi tersebut adalah, fungsi agama, fungsi
cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi ekonomi, fungsi pendidikan, fungsi
reproduksi, fungsi sosial budaya, serta fungsi lingkungan," jelasnya.
Melalui 8 (delapan) fungsi keluarga itulah, lanjutnya,
diharapkan setiap keluarga mengetahui, memahami dan melaksanakannya. Mengingat
setiap fungsi tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Delapan
fungsi keluarga apabila diimplementasikan niscaya akan tumbuh anak bangsa
Indonesia yang memiliki karakter kuat dan kepribadian terpuji apalagi dalam
situasi dan kondisi yang serba transparan saat ini.
Saat ini perubahan lingkungan strategis terjadi dengan
cepat, dimana suatu hal yang dipandang baik bagi kehidupan keluarga pada
beberapa dekade yang lalu, belum tentu saat ini dapat diterima. Terlebih dengan
gaya hidup yang semakin modern dan kesibukan orang tua yang semakin meningkat,
akan berdampak pada tatanan kehidupan keluarga.
Seperti misalnya waktu berkumpul dengan keluarga secara
kualitas mulai terasa terabaikan, terjadi kesenjangan komunikasi antara orang
tua dan anak karena terbatasnya waktu untuk mendengarkan keluh kesah atau
problematika terutama pada anak remaja, keluarga sering tidak tanggap atau
kurang peduli pada kejadian-kejadian di lingkungan sekitarnya, budaya gotong
royong antar warga, antar masyarakat bisa dikatakan hampir luntur.
"Peringatan Harganas XXVI tahun ini mengambil tema
'Hari Keluarga, Hari Kita Semua' dan slogan 'Cinta Keluarga, Cinta Terencana'.
Dengan tema dan slogan tersebut, maka peringatan Harganas diharapkan dapat
dijadikan sebagai momentum dan pemacu bagi keluarga Indonesia untuk
terus-menerus berupaya meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga agar
dapat menghasilkan generasi yang berkualitas," katanya.
Peringatan Harganas tahun ini masih sama dengan sebelumnya
karena mengedepankan keikutsertaan keluarga dan mencerminkan penerapan 4
(empat) pendekatan ketahanan keluarga. Pertama, keluarga berkumpul (reuniting),
kedua, keluarga berinteraksi (interacting), ketiga, keluarga berdaya
(empowering), keempat keluarga peduli dan berbagi (sharing and caring).
Salah satu kegiatan yang digalakkan dalam momentum Harganas
XXVI Tahun 2019 adalah “Gerakan Kembali ke Meja Makan” dan Gerakan “tidak
melihat Media sosial dan TV pada jam 18.00 – 21.00 atau Gerakan 1821”.
Dengan maksud mulai jam 6 sore sampai jam 9 malam diinfokan
anggota keluarga secara bersama-sama melakukan aktivitas yang mengarah pada
nuansa kebersamaan. Seperti misalnya, bagi yang muslim menjalankan sholat,
mengaji dilanjutkan makan malam, belajar atau berdiskusi antar anggota
keluarga, yang diharapkan dapat mendekatkan dan meningkatkan kembali interaksi
antara anggota keluarga yang akan mewujudkan terciptanya ketahanan keluarga.
No comments